Tingginya minat anak-anak SMA untuk mendapatkan pelajaran entrepreneurship mengilhami BE BOSS untuk mewaralabakan bisnisnya. Sukatna
Untuk beberapa tahun lalu entrepreneurship mungkin hanya diajarkan di kelas-kelas khusus ataupun hanya diajarkan di suatu institusi pendidikan yang sejajar dengan strata satu ke atas. Namun saat ini cara pandang ini sudah mulai bergeser. Pengajaran entrepreneurship dirasa sudah harus diperkenalkan sedini mungkin, setidaknya di jenjang pendidikan menengah atas.
Gallup Poll, lembaga survei terkemuka di dunia, pernah mengadakan survei terhadap para siswa-siswi SMA di Amerika Serikat. Dari hasil survei tersebut terungkap 27% murid SMA di AS ingin mengambil kursus entrepreneurship, 35% menyatakan telah mengambil kursus ekonomi di sekolah mereka, sedang 77 % menganggap sangat perlu diadakan kursus entrepreneurship di sekolah mereka. Selain itu dari survei tersebut juga terungkap bahwa 7 dari 10 murid SMA di AS ingin membangun bisnis mereka sendiri, 6 dari 10 pelajar putri SMA dan 7 dari 10 peljar SMA keturunan hispanik serta 8 dari 10 pelajar SMA keturunan Afrika juga berminat membangun bisnisnya sendiri.
Angka-angka statistik ini tidak luput dari pengamatan BE BOSS Learning Center. Angka-angka tersebut jelas menunjukkan adanya suatu peluang pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship di kalangan anak-anak SMA. Namun BE BOSS tidak serta merta mengadobsi angka-angka dari Gallup ini.
Menurut Franchise Manager BE BOSS Learning Center Hasnul Fauzan, pihaknya melakukan survei sendiri tentang keminatan murid-murid SMA terhadap pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship di beberapa kota besar Medan, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. ”Hasil survei menunjukkan keminatan yang sangat tinggi baik dari siswa, orang tua siswa, tenaga pengajar, kepala sekolah, pimpinan institusi dan para pebisnis,” ucap Hasnul.
Ia mengutip hasil penelitian di Bandung, dari 419 murid yang disurvei sebanyak 376 anak (90%) menyatakan berminat untuk mengikuti program pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship yang ditawarkan BE BOSS. ”Potensi pasar dari program BE BOSS sangat besar,” ujar Hasnul yakin.
Selain potensi pasarnya yang besar, kata Hasnul, BE BOSS memiliki keunikan yakni ”sebagai lembaga pendidikan pertama dan satu-satunya di Indonesia yang fokus utamanya mengajarkan kecerdasan finansial dan entrepreneurship sejak usia dini hingga menjelang masa purnabakti,” ujarnya setengah berpromosi. Selain itu, BE BOSS menerapkan metode GENKI (fun, energetic, and lively) dan metode RELA (real entrepreneurship learning by action).
Hasnul mengungkapkan untuk modul kecerdasan finansial, BE BOSS mengacu kepada The Rich Dad Company. Sedangkan untuk entrepreneurship modulnya merujuk ke YoungBiz, kedua-duanya berpusat di AS.
Dituturkannya, sejauh ini BE BOSS telah menjalin kerja sama untuk pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship dengan Inkopin Bandung, Universitas Siliwangi dan Dian Didaktika Cinere. ”Yang masih dalam proses MoU adalah dengan SMKN 9 serta SMAT Krida Nusantara Bandung serta dengan seorang pengusaha di Tangerang dan seorang pejabat di suatu kantor pemerintah,” sebutnya.
Menurut Imam Suhada, Sekretaris Yayasan Dian Didaktika, pihaknya merangkul BE BOSS lantaran keinginannya memberikan bekal kepada anak didik dengan nilai-nilai entrepreneurship. ”Jadi ketika lulus mental mereka tidak hanya ingin menjadi seorang karyawan, tetapi menjadi seorang pengusaha yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan sehingga bisa menciptakan manfaat bagi banyak orang,” kata Imam di balik alasannya menggandeng BE BOSS.
Pengajaran kecerdasan finansial dan entrepreneurship akan dimulai Agustus depan. Keduanya akan dimasukkan sebagai mata pelajaran intrakurikuler untuk SMP dan SMA, sedangkan untuk murid SD masih sebagai mata pelajaran ekstrakurikuler sehingga bersifat pilihan.
Dengan adanya respon yang bagus dari berbagai kalangan tersebut Hasnul mengimbuhkan pihaknya menawarkan peluang franchise kepada para investor yang tertarik. Hasnul yakin peluang ini akan diterima oleh kalangan investor lantaran pasarnya masih sangat terbuka lebar, dan belum ada kompetitor yang bermain di pasar ini.